TEKNOLOGI INFORMASI DALAM TREN GADGET 2013

Kamis, 16 Mei 2013



Pengertian teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan menyebarluaskan informasi. Pengertian tersebut sesuai dengan definisi khusus di bidang ilmu perpustakaan dan informasi menurut Sulistyo-Basuki.

Perkembangan teknologi informasi untuk perpustakaan dimulai pada masa prakomputer. Namun seiring dengan berjalannya zaman di era modern seperti sekarang ini, teknologi informasi erat kaitannya dengan komputer. Walau begitu, subyek utama yaitu teknologi dalam mengolah informasi tersebut merupakan perihal yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan daya pikir manusia.

Dalam siklusnya untuk menyebarluaskan informasi, teknologi memiliki aktivitasnya yang telah diatur, yaitu: input data atau intruksi, proses atau merubah data menjadi informasi berdasarkan instruksi tertentu, output atau kalkulasi informasi yang dimuat dalam laporan, dan umpan balik (feedback).

Menurut Turban (1999:18), komponen utama sistem informasi meliputi:
1.      Hardware: peralatan-peralatan (devices), mencakup peralatan input, Central Processing Unit (CPU), Secondary Storage, peralatan output, dan peralatan komunikasi.
2.      Software, yaitu program-program atau instruksi untuk melakukan pengolahan data.
3.      Database, yaitu kumpulan file yang terintegrasi.
4.      Jaringan atau network, yaitu media yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya.
5.      Prosedur, yaitu sekumpulan instruksi untuk menyatukan komponen-komponen teknologi informasi dalam rangka memproses data menjadi keluaran (output) tertentu.
6.      Sumber Daya Manusia (Brainware), yaitu manusia yang mengendalikan, mengoperasikan, atau menggunakan sistem teknologi.

Garis besar yang membuat teknologi informasi makin dibutuhkan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia adalah peranan teknologi jaringan dengan cakupan yang mendunia atau Wide Area Network (WAN) yang lebih populer dengan sebutan internet. Dengan internet, pertukaran informasi yang menghilangkan jarak, serta dengan waktu yang tidak terbatas, membuat internet menjadi media penyebaran informasi yang mudah, praktis, dan efisien.

Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Desember 2012 lalu mencatat ada lebih dari 200 juta pengguna ponsel, 63 juta pengguna internet, dan 45 juta pengguna media sosial. Tidak mengherankan apabila Indonesia menduduki peringkat ke empat sebagai negara terbesar di dunia yang menggunakan facebook. Pengguna internet juga meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang kini totalnya mencapai 24,3 % dari total penduduk di Indonesia.

Perusahaan teknologi informasi global terus membidik Indonesia yang dianggap sebagai pasar potensial karenanya tidak mengherankan apabila Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Komunitas terbesar pengguna internet adalah kalangan menengah atas dan berasa di rentang 15-35 tahun, yang tidak lain merupakan masyarakat produktif. 

Di Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi ini juga turut mendukung program pemerintah “Indonesia Informatif” yang telah dicanangkan semenjak tahun 2012, bertujuan menciptakan Indonesia yang tanggap dengan berbagai informasi terkini. Karenanya, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, baik pembangunan infrastruktur maupun produk elektronik pendukung.

Inovasi produk teknologi informasi terus dilakukan mengingat informasi yang pada dasarnya telah menjadi kebutuhan oleh setiap orang, naik perannya menjadi gaya hidup yang mulai menyebar dan mendunia di era yang canggih ini. Sistem komputer dengan program-programnya dibuat menjadi jauh lebih sederhana dan praktis melalui inovasi dari perusahaan teknologi informasi, contohnya PC high-end, mobile, tablet PC, dan masih banyak lagi. Keberhasilannya juga terbukti dengan terus meningkatnya penjualan tablet di Indonesia.

Meskipun dalam era modern ini memungkinkan informasi menjadi titik utama perkembangan dan kemajuan suatu masyarakat, teknologi informasi juga memiliki sisi negatif berkaitan dengan pengelola informasi. Apabila informasi yang merupakan kebutuhan dari banyak orang tersebut disalahgunakan, maka bisa saja akan timbul kriminalitas di dalamnya. 

Mewujudkan masyarakat tanggap informasi dengan mengedepankan manfaat-manfaat positif tidaklah mudah mengingat begitu banyaknya distributor dan pengguna informasi. Maka dari itu sedari dini diperlukan pengawasan dalam pemanfaatan teknologi informasi.


Sumber artikel: “Mengintip Tren Gadget 2013” Kompas, Rabu 6 Maret 2013, halaman 33 oleh Tommy B. Utomo

PRODUKTIVITAS DALAM PROFESI KEPUSTAKAWANAN

Kamis, 09 Mei 2013




Pustakawan merupakan tenaga profesional yang dalam kegiatannya berkecimpung dengan dunia perbukuan. Pada zaman dahulu, pustakawan dikenal umumnya karena mereka hanya bertugas untuk menjadi penjaga di perpustakaan. Namun, di era di mana masyarakat global menyadari tentang pentingnya informasi, pengertian pustakawan pun berkembang, yaitu sebagai manajer informasi, dan sebagai pengawal ilmu pengetahuan guna membentuk masyarakat yang kritis dalam memahami serta menggunakan informasi demi kepentingan bersama.

Ketika dunia kepustakawan itu sendiri dikaitkan dengan pengertian produktivitasnya, maka kita akan lebih bisa memahami bagaimana seorang pustawakan itu berusaha mencapai prestasi dalam kinerjanya supaya disebut sebagai pustakawan yang produktif. Definisi produktifitas sendiri bersifat mampu menghasilkan suatu keuntungan yang sifatnya berkelanjutan atau terus menerus bagi perkembangan bidang yang ditekuninya.

Sebagai contoh dalam dunia tulis menulis, seorang penulis akan senantiasa berusaha untuk tetap berkarya dengan tujuan supaya nama mereka dapat dikenal di dunia sastra. Atau, seorang koki akan terus berusaha untuk mengembangkan berbagai macam resepnya demi mendapatkan prestasi dalam dunia kuliner. Tidak terkecuali pustakawan.

Memang, pada masa kini, masyarakat tetap berpendapat bahwa pustawakan tetaplah hanya sebagai penjaga buku di perpustakaan. Tetapi jika berbagai pihak dalam perpustakaan itu saling terhubung hingga terbentuk suatu kerja sama yang solid, maka tidak mengherankan apabila budaya membaca masyarakat akan meningkat dan sumber daya manusianya juga akan memiliki kualitas yang lebih baik daripada sebelumnya.



Produktivitas pustakawan di sini merujuk pada perannya yang juga dapat mencapai tingkatan ahli informasi. Dalam kegiatannya, ada banyak sekali aktivitas pustakawan yang dapat digunakan sebagai perbaikan penyebarluasan informasi, yakni:

1.      Memajukan berdirinya perpustakaan baru dan membantu perpustakaan rakyat yang telah ada, baik yang bersifat ilmiah maupun umum.
2.      Memajukan usaha sentralisasi perpustakaan.
3.      Memajukan lalu lintas pertukaran dan peminjaman bahan secara internasional.
4.      Mengumpulkan dan memajukan sumber dan tugas referens.
5.      Serta melakukan segala usaha sah lainnya yang dapat membantu tercapainya tujuan penyebarluasan ilmu pengetahuan.

Intinya, seorang pustakawan dalam profesi tidak memiliki batasan dalam perpustakaan untuk memajukan dirinya serta informasi tersebut. Paradigma perpustakaan dululah yang harus diubah sehingga membentuk lingkup sirkulasi informasi menjadi lebih baik.